Pages

Minggu, 23 Februari 2014

Sopo aku

Aku ini apa?
Aku ini siapa?
Aku ini dimana?
Aku ini kenapa?
Aku ini untuk apa?

Aku adalah manusia, katanya
Aku adalah hewan, katanya
Aku adalah bukan apa apa, katanya

Terus, nk koyok ngene terus aku iki bakal dadi opo? Mosok yo gak ada perubahan sama sekali? Berubah dalam arti maju. Kemajuan. Bukan mundur dan bodoh.

Aku iki mahluk e Pengeran. Aku percoyo wujude Pengeran. Aku percoyo Pengeran kui Moho Agung, Moho Pirso, Moho Ningali, lan Moho Nyikso lan Moho Ngapuro..

Astaghfiruka ya robbi
Ihdinasshiroothol mustaqiim
Laa tuzigh quluubanaa ba'da idz hadaytanaa
Innaka anta wahhab..
Aamiiin

*kepaong ing njerone akal*

Minggu, 16 Februari 2014

Hipoksia

Hipoksia yaitu kondisi simtoma
kekurangan oksigen pada jaringan
tubuh yang terjadi akibat pengaruh
perbedaan ketinggian. Pada kasus
yang fatal dapat berakibat koma,
bahkan sampai dengan kematian.
Namun, bila sudah beberapa waktu,
tubuh akan segera dan berangsur-
angsur kondisi tubuh normal kembali.

PENYEBAB
Di dalam tubuh manusia terdapat
suatu sistem kesetimbangan yang
berperan dalam menjaga fungsi
fisiologis tubuh untuk beradaptasi
dengan lingkungannya. Salah satu
proses adaptasi yang dilakukan oleh
tubuh manusia adalah beradaptasi
terhadap perubahan ketinggian yang
tiba-tiba. Jika seseorang yang
bertempat tinggal di Jakarta dengan
ketinggian 0 km dari permukaan laut
( dpl ) pergi dengan pesawat terbang
ke Mexico City dengan ketinggian 2,3
km dpl, maka setelah tiba di Mexico
City akan merasa pusing, mual, atau
rasa tidak nyaman lainnya.

Oleh karena itu, kasus Hipoksia ini
tidak terjadi pada penduduk
setempat yang sudah terbiasa hidup
di daerah dataran tinggi tersebut
dan bagi pendaki gunung diperlukan
pos-pos pemberhentian agar tubuh
selalu dapat beradaptasi secara baik
terus-menerus.
Kesetimbangan Pengikatan Oksigen
oleh Hemoglobin

Keadaan tersebut dapat dijelaskan
berdasarkan sistem reaksi
kesetimbangan pengikatan oksigen
oleh hemoglobin :

Hb(aq) + O2(aq) ↔ HbO2(aq)

HbO2 merupakan oksihaemoglobin yang berperan dalam membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh termasuk otak. Tetapan kesetimbangan dari reaksi tersebut adalah:

Kc = [HbO2] / [Hb][O2]

Pada ketinggian 3 km, tekanan
parsial gas oksigen sekitar 0,14 atm ,
sedangkan pada permukaan laut
tekanan parsial gas oksigen sebesar
0,2 atm.

Kesetimbangan akan bergeser ke kiri
Berdasarkan azas Le-Chatelier,
dengan berkurangnya gas oksigen
berati kesetimbangan akan bergeser
ke kiri, dan berakibat kadar HbO2 di
dalam darah menurun. Akibat yang
ditimbulkan dari keadaan tersebut,
suplai oksigen ke seluruh jaringan
akan berkurang. Hal inilah yang
mengakibatkan terjadinya rasa mual
dan pusing, serta perasaan tidak
nyaman pada tubuh.

Kondisi tersebut akan mengakibatkan
tubuh berusaha beradaptasi dengan
memproduksi hemoglobin sebanyak-
banyaknya. Dengan meningkatnya
konsentrasi hemoglobin akan
menggeser kembali kesetimbangan ke
kanan dan HbO2 akan meningkat
kembali seperti semula. Penyesuaian
ini berlangsung kurang lebih 2-3
minggu.

Dari penelitian, diketahui bahwa
kadar hemoglobin rata-rata
penduduk yang bertempat tinggal di
dataran tinggi akan memiliki
hemoglobin lebih tinggi daripada
penduduk yang bertempat tinggal di
dataran rendah.

SUMBER: id.m.wikipedia.org/wiki/Hipoksia